Puisi - Puisi Wahyu Eko
Handayani
Tentangku, Hujan dan Kepastian itu...
Aku ingin bercerita Tuhan...
Hujan pagi ini...Terasa menyayat hati
Seperti kemarin belum ada kepastian diri ini..
Masih terombang ambing...
Masih mengapung raga ini...
Kulanjutkan kisahku Tuhan...
Meski tetes hujan membasahi bumi..
Ku tetap melangkah demi ibu Pertiwi..
Kutetap berjalan menyusuri kota ini..
Kutetap bertahan untuk kota ini..
Kuteruskan cerita tentang rasaku Tuhan...
Aku tetap bertahan menunggu kepastian dariMu..
Aku tetap berdiri kuat menunggu takdirMu..
Aku tetap menanti yang terbaik dariMu..
Karena ku yakin Engkau telah menyiapkan yang terbaik untukku...
Yang terhebat untukku..
Yang teristimewa untukku...
Tentangku dan Penantian ini...
Mentari yang bersinarpun tetap merapat ke peraduannya...
Jinggapun selalu hilang diujung senja...
Bahkan rembulan dan gemintang yang bergelayut manja pun perlahan sirna..
Biduk yg berlabuh pun tetap bersandar di tepian telaga...
Hati yang terluka pun selalu mencari bahagia...
Namun..
Mengapa mentari yang hilang ditelan senja, rembulan dan gemintang yang sirna, biduk yang bersandar di telaga, hati yg bahagia,.....
Tak jua memberi kepastian...
Tak jua memberi keputusan...
Tak jua memberi ketetapan...
...Kapan diriku kan bersandar di dermaga impian....
Tentangku, Hujan dan Kepastian itu...
Aku ingin bercerita Tuhan...
Hujan pagi ini...Terasa menyayat hati
Seperti kemarin belum ada kepastian diri ini..
Masih terombang ambing...
Masih mengapung raga ini...
Kulanjutkan kisahku Tuhan...
Meski tetes hujan membasahi bumi..
Ku tetap melangkah demi ibu Pertiwi..
Kutetap berjalan menyusuri kota ini..
Kutetap bertahan untuk kota ini..
Kuteruskan cerita tentang rasaku Tuhan...
Aku tetap bertahan menunggu kepastian dariMu..
Aku tetap berdiri kuat menunggu takdirMu..
Aku tetap menanti yang terbaik dariMu..
Karena ku yakin Engkau telah menyiapkan yang terbaik untukku...
Yang terhebat untukku..
Yang teristimewa untukku...
Tentangku dan Penantian ini...
Mentari yang bersinarpun tetap merapat ke peraduannya...
Jinggapun selalu hilang diujung senja...
Bahkan rembulan dan gemintang yang bergelayut manja pun perlahan sirna..
Biduk yg berlabuh pun tetap bersandar di tepian telaga...
Hati yang terluka pun selalu mencari bahagia...
Namun..
Mengapa mentari yang hilang ditelan senja, rembulan dan gemintang yang sirna, biduk yang bersandar di telaga, hati yg bahagia,.....
Tak jua memberi kepastian...
Tak jua memberi keputusan...
Tak jua memberi ketetapan...
...Kapan diriku kan bersandar di dermaga impian....
Tentangku dan NikmatMu...
Siang ini langit
kelabu...
Mentari pun tampak
lesu..
Sang bayu berhembus
kelu
Cuacapun tak lagi
menentu..
Tuhan....
Sekalipun langit
kelabu, mentari pun lesu, bayupun ikut kelu bahkan Cuacapun kian tak menentu...
Ijinkan aku tetap
bersyukur padaMu..
Atas nikmatMu..
Sehatnya diriku..
#KarenasebulanakusakitTuhan#
Cinta yang Engkau
berikan padaku..
Arjuna yang selalu
menemaniku..
#BanyakcaraMumenghadirkancintaTuhan#
Aku ingin jujur
padaMu Tuhan...
Hilangkan semua kebimbangan
ku
Hapus segala perih
luka hatiku
Buang semua yang
tak baik untukku..
Jauhkan dari nya
yang selalu menggangguku..
Lenyapkan semua
yang mengusikku..
Aku masih ingin
bercerita Tuhan
Ketika luka ini
terbalut bahagia...
Ijinkan aku menjaga
semua rasa
Ijinkan aku memupuk
asa
Ijinkan aku meramu
cinta...
Dan ijinkan aku
untuk selalu mengingat kebesaran mu Tuhan
Ini curhatan
lainnya Tuhan...
Engkau Maha Tahu
apa yang ada di hatiku....
....Kuingin bahagia
tanpa jeda, tanpa dia yang memberi luka, tanpa cerita yang tak berirama...
....Kuingin bahagia bersama sang Arjuna... Yang sederhana dalam cinta....
20/04/2017
*)
Penyair adalah seorang PNS yang aktif menulis buku parenting dan
anggota aktif Jaringan Penulis Kaltara yang tinggal di Tarakan
Secangkir Inspirasi
“
“Segala
makna memang datang dari manusia, yang menatap dan mendengar, lantas memberi
arti.” --Seno Gumira Ajidarma—
0 Komentar "Tentangku dan NikmatMu, Puisi Wahyu Eko Handayani"