Seorang Banci Penjambret yang Pingsan di Bawah Terik Matahari
Puisi M. Thobroni
Seorang lelaki bertubuh kurus kering melaju menerabas gelombang ganas jalanan kota
Rambut kudanya berkibar di antara
Sirine, klakson, dan umpatan tengah siang
Di tangannya yang mungil tergenggam kalung makan siang
Yang direngutnya dari lansia yang sedang menanti ajalnya tiba
Tubuhnya yang gemulai terkapar dihantam dari kiri kanan depan belakang
Ia rebah tepat di bawah telapak kaki Tuhannya
Seorang banci penjambret pingsan di bawah terik siang
Dan langit pun mendung seketika
2017
Hujan Bulan Februari
Hujan Bulan Februari
Selembar daun hijau berparas ungu
Serat-seratnya adalah ketulusan
Dan permukaannya menampung segala duka
Hujan bulan Februari
Merayakan kesunyian di antara dedaunan dan ranting-ranting basah
Hujan bulan Februari
Kupetik selembar daun pisang dan kutangkupkan di atas jiwamu
Agar tidak resah segala gundah
2017
M. Thobroni, adalah penggiat Sastra sekaligus penggerak Jaringan Penulis Kaltara yang berdomisili di Tarakan
Puisi M. Thobroni
Seorang lelaki bertubuh kurus kering melaju menerabas gelombang ganas jalanan kota
Rambut kudanya berkibar di antara
Sirine, klakson, dan umpatan tengah siang
Di tangannya yang mungil tergenggam kalung makan siang
Yang direngutnya dari lansia yang sedang menanti ajalnya tiba
Tubuhnya yang gemulai terkapar dihantam dari kiri kanan depan belakang
Ia rebah tepat di bawah telapak kaki Tuhannya
Seorang banci penjambret pingsan di bawah terik siang
Dan langit pun mendung seketika
2017
Hujan Bulan Februari
Hujan Bulan Februari
Selembar daun hijau berparas ungu
Serat-seratnya adalah ketulusan
Dan permukaannya menampung segala duka
Hujan bulan Februari
Merayakan kesunyian di antara dedaunan dan ranting-ranting basah
Hujan bulan Februari
Kupetik selembar daun pisang dan kutangkupkan di atas jiwamu
Agar tidak resah segala gundah
2017
M. Thobroni, adalah penggiat Sastra sekaligus penggerak Jaringan Penulis Kaltara yang berdomisili di Tarakan
Inspirasi Kopi Pagi
“Sudah terlalu banyak kata didunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
--Seno Gumira Ajidarma--,
Sepotong Senja untuk Pacarku
0 Komentar "Hujan Bulan Februari, Seorang Banci Penjambret yang Pingsan di Bawah Terik Matahari, Puisi M Thobroni"